[Diposting Oleh : Bpk. Januar Johnly Tendean]
Santapan Harian Santapan Harian
Keluaran 24:1-11
Judul: Merespons firman
Paparan pertama hukum Taurat sudah diberikan (pasal 20-23). Lewat Musa, Tuhan menjelaskan prinsip-prinsip hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan umat (3). Perintah Tuhan itu kemudian dituliskan ke dalam dokumen perjanjian (4). Perikop ini selanjutnya menceritakan ratifikasi perjanjian itu.
...
Waktu umat mendengar hukum Tuhan, dengan satu suara umat menyatakan kesediaan mereka untuk mematuhi Tuhan (3). Setiap perkataan Allah memang harus ditaati dan dilakukan. Namun respons tersebut harus lahir dari hati yang rela, tanpa paksaan.
Namun pernyataan secara verbal itu tampaknya belum cukup. Mereka harus melakukan sesuatu untuk mengonfimasi perjanjian mereka dengan Allah, perjanjian yang dibuat ketika umat mendengar firman Allah dan kemudian memberikan respons seusai mendengar. Perjanjian dibuat dengan mempersembahkan kurban bakaran dan kurban pendamaian kepada Allah. Persembahan itu bermakna pengakuan dosa dan pernyataan kegagalan umat di hadapan Allah, dan selanjutnya menyatakan kebutuhan akan pengampunan dosa-dosa umat.
Lalu dipercikkanlah darah perjanjian pada mezbah dan pada umat (5-8). Itu berarti, perjanjian telah dimeteraikan. Dengan demikian, umat telah mengikatkan diri mereka pada firman Tuhan, yang kemudian harus diwujudkan dalam tindakan nyata di kehidupan mereka sehari-hari.
Respons umat yang dinyatakan sebanyak dua kali (3, 7) menyatakan tekad untuk melakukan setiap firman yang telah diucapkan Tuhan. Namun respons itu perlu dan akan diuji melalui waktu, apakah mereka akan sungguh-sungguh menjadi umat yang taat. Apalagi janji itu telah diikat oleh perjanjian dengan persembahan kurban.
Kurban darah Kristus telah membuat kita menerima pengampunan dosa. Tentu saja kemudian kita memiliki kerinduan untuk menyenangkan hati-Nya dengan menaati Dia. Masalahnya, kita sering gagal. Namun jangan pernah putus asa. Ulanglah komitmen untuk memberlakukan firman dalam kehidupan, sambil senantiasa meminta pertolongan Roh Kudus untuk memampukan kita.
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013%2F07%2F09%2F
__________
Santapan Harian / e-Santapan Harian
Bahan saat teduh yang diterbitkan secara teratur oleh Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA) dan diterbitkan secara elektronik oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA).
© 1999-2012 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA).
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi atau non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber tulisan dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org
[Diposting Oleh : Sdri. Rhyna Rhy Mailangkay]
memberkati dan d'berkati...
Haleluya,,puji Tuhan...:)
SYALOOM n'
Godbless G.F
[Diposting Oleh : Sdri. Tania Nethania Wowiling]
Api Pantekosta ku punya,ku biarkan Menyala. :) HALELUYA.
[Diposting Oleh : Sdri. Rhyna Rhy Mailangkay]
YESUS qu luar biasa...Haleluya (y)
[Diposting Oleh : Sdri. Flo Wensy Rondonuwu]
kasih bukan berarti memanjakan. Kasih adalah menasihati dengan sabar dan mendoakan dengan tekun.
(Debora Sumolang Awuy)
[Diposting Oleh : Bpk. Januar Johnly Tendean]
[Morning]
Forget not all His benefits. — Psalm 103:2
"Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan Janganlah lupakan segala kebaikan-NYA" - Mazmur 103 : 2
It is a delightful and profitable occupation to mark the hand of God in
the lives of ancient saints, and to observe his goodness in delivering
them, his mercy in pardoning them, and his faithfulness in keeping his
covenant with them. But would it not be even more interesting and
profitable for us to remark the hand of God in our own lives? Ought we
not to look upon our own history as being at least as full of God, as
full of his goodness and of his truth, as much a proof of his
faithfulness and veracity, as the lives of any of the saints who have
gone before? We do our Lord an injustice when we suppose that he wrought
all his mighty acts, and showed himself strong for those in the early
time, but doth not perform wonders or lay bare his arm for the saints
who are now upon the earth. Let us review our own lives. Surely in these
we may discover some happy incidents, refreshing to ourselves and
glorifying to our God. Have you had no deliverances? Have you passed
through no rivers, supported by the divine presence? Have you walked
through no fires unharmed? Have you had no manifestations? Have you had
no choice favours? The God who gave Solomon the desire of his heart,
hath he never listened to you and answered your requests? That God of
lavish bounty of whom David sang, “Who satisfieth thy mouth with good
things,” hath he never satiated you with fatness? Have you never been
made to lie down in green pastures? Have you never been led by the still
waters? Surely the goodness of God has been the same to us as to the
saints of old. Let us, then, weave his mercies into a song. Let us take
the pure gold of thankfulness, and the jewels of praise and make them
into another crown for the head of Jesus. Let our souls give forth music
as sweet and as exhilarating as came from David’s harp, while we praise
the Lord whose mercy endureth forever.
[Evening]
And God divided the light from the darkness. — Genesis 1:4
"ALLAH melihat bahwa Terang itu baik, lalu dipisahkan-NYAlah terang itu dari gelap" - Kejadian 1 : 4
A believer has two principles at work within him. In his natural estate
he was subject to one principle only, which was darkness; now light has
entered, and the two principles disagree. Mark the apostle Paul’s words
in the seventh chapter of Romans: “I find then a law, that, when I
would do good, evil is present with me. For I delight in the law of God
after the inward man: but I see another law in my members, warring
against the law of my mind, and bringing me into captivity to the law of
sin, which is in my members.” How is this state of things occasioned?
“The Lord divided the light from the darkness.” Darkness, by itself, is
quiet and undisturbed, but when the Lord sends in light, there is a
conflict, for the one is in opposition to the other: a conflict which
will never cease till the believer is altogether light in the Lord. If
there be a division within the individual Christian, there is certain to
be a division without. So soon as the Lord gives to any man light, he
proceeds to separate himself from the darkness around; he secedes from a
merely worldly religion of outward ceremonial, for nothing short of the
gospel of Christ will now satisfy him, and he withdraws himself from
worldly society and frivolous amusements, and seeks the company of the
saints, for “We know we have passed from death unto life, because we
love the brethren.” The light gathers to itself, and the darkness to
itself. What God has divided, let us never try to unite, but as Christ
went without the camp, bearing his reproach, so let us come out from the
ungodly, and be a peculiar people. He was holy, harmless, undefiled,
separate from sinners; and, as he was, so we are to be nonconformists to
the world, dissenting from all sin, and distinguished from the rest of
mankind by our likeness to our Master.
Data Anggota GF :
- Nama : Steve Mambu Mawuntu
Gereja : GPdI Pusat Manado - Samratulangi
No HP : ************
- Nama : Flo Wensy Rondonuwu
Gereja : GPdI Durian - Poigar, Sinonsayang
No HP : [ belum ada ]
- Nama : Joe Edward Karamoy
Gereja : GPdI Abraham - Winuangan, Paal2 Atas
No HP : ************
- Nama : Tirsa Torondek
Gereja : GPdI Beth Eden - Tambun
No HP : ************
- Nama : Angky Pugutu
Gereja : GPdI Abraham - Winuangan, Paal2 Atas
No HP : ************
- Nama : Chelsea Tesalonika Lumunon
Gereja : GPdI Winangun
No HP : ************
- Nama : Zefanya Korompis
Gereja : GPdI Efrat - Kairagi
No HP : ************
- Nama :
Gereja :
#Bagi yang belum ada No HP, silahkan Inbox FB saya disini : https://www.facebook.com/joe.karamoy
#Bagi yang belum terdaftar, silahkan Inbox FB saya disini : https://www.facebook.com/joe.karamoy
[Diposting Oleh : Flo Wensy Rondonuwu]
orang yg mengenal TUHAN, lebih dekat dengan #Sukacita daripada kekhawatiran.
[Diposting Oleh : Bpk. Januar Johnly Tendean]
Renungan Harian Renungan Harian
Senin, 8 Juli 2013
Bacaan Setahun: Mazmur 78-80
Nats: Sebab itu, siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! (1 Korintus 10:12)
SEKALI SAJA KOK!
Bacaan: 1 Korintus 10:1-13
Chinmi, tokoh dalam komik Kungfu Boy, suatu hari melihat ada orang
berbadan besar unjuk kekuatan. Orang itu menantang, siapa pun yang dapat
merobohkannya dalam sekali pukul akan mendapat uang. Chinmi berniat
mencobanya, tetapi sempat dicegah oleh seorang dokter yang juga ahli
kungfu. "Hanya sekali saja kok!" ucap Chinmi mengabaikannya. Berbekal
kungfu peremuk tulang yang ia kuasai, Chinmi menjatuhkan orang itu.
Semua orang berdecak kagum, kecuali dokter tersebut, yang menyayangkan
kesombongan Chinmi.
Kesombongan adalah sikap yang membahayakan,
begitu pula dengan sikap merasa kuat. Seperti dinasihatkan dalam nas
hari ini, "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri,
hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" Peringatan ini diberikan setelah
Paulus menguraikan penyebab kegagalan mayoritas bangsa Israel memasuki
Tanah Perjanjian. Biasanya, orang yang merasa dirinya kuat, justru
paling gampang jatuh. Ungkapan "Sekali saja, enggak apa-apa kok" tidak
jarang terdengar dari mereka yang merasa hebat. Sekali saja mengisap
rokok, sekali saja mengintip situs porno, sekali saja mencuri, dan
seterusnya, dapat berakibat fatal.
Sebisa mungkin, hendaknya
kita tidak merasa terlalu kuat, terutama berkaitan dengan godaan dosa.
Godaan dosa bekerja seperti lumpur isap yang akan menarik hidup kita ke
bawah. Bersikap waspada adalah pilihan terbaik, jangan merasa kuat.
Ingatlah bahwa kekuatan kita untuk hidup benar berasal dari Tuhan, bukan
karena kehebatan kita.
KESALAHAN ATAU DOSA YANG DIANGGAP SEPELE
SERING MENJADI PENYEBAB KEJATUHAN YANG BESAR.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/renunganharian/home.php?d=2013%2F07%2F08%2F __________
Renungan Harian / e-Renungan Harian
Bahan renungan yang diterbitkan secara teratur oleh Yayasan Gloria dan
diterbitkan secara elektronik oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA).
© 1999-2012 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA).
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi atau non-komersial. Atas setiap
publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org
sebagai sumber tulisan dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org
[Diposting Oleh : Sdri. Flo Wensy Rondonuwu]
ketika kita mengangkat tangan.
ALLAH akan turun tangan.
[Diposting Oleh : Sdr. Steve Mambu Mawuntu]
Tidak penting apakah Anda berhasil atau gagal,
yang penting adalah Tuhan menyertai kita semua...
IMANUEL...
[Diposting Oleh : Bpk. Januar Johnly Tendean]
"Karena
Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.""
(Markus 10:45).
[Diposting Oleh : Sdr. Sandy Andreo Menayang]
“Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan org,supaya mereka melihat
perbuatanmu yg baik dan memuliakn Bapamu yg di sorga”
Matius 5:16.
[Diposting Oleh : Sdri. Indry Anggreina Simboh]
Tuhan tidak pernah terlambat menolong orang yang membutuhkan pertolongan tangan-Nya....
[Diposting Oleh : Sdr. Joe Edward Karamoy]
Pernahkah Anda berpikir : "Apa sih tujuan TUHAN menciptakan kita (Manusia) ??"
kali ini saya akan membahas sedikit tentang tujuan TUHAN menciptakan manusia menurut sumber yang saya baca,,...
Pertama saya ingin bertanya kepada Anda :
1. Kenapa Manusia menciptakan Mobil ??
2. Kenapa Manusia menciptakan Komputer ??
3. Kenapa Manusia menciptakan Handphone dan sejenisnya ??
Tentu saja jawabannya Hanya satu, yaitu : Untuk memenuhi kebutuhan Manusia, bahkan dapat dikatakan bisa menjadi sahabat manusia...
begitupun dengan TUHAN,,...
Tujuan TUHAN menciptakan Manusia :
"karena TUHAN butuh manusia,, untuk menjadi sahabat-Nya"
[Yohanes 15 : 14 - 15]
(14)Kamu adalah sahabat-KU, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu,,...
(15)Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa
yang diperbuat oleh tuannya, tetapi AKU menyebut kamu Sahabat, karena
AKU telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah kudengar
dari Bapa-KU,,..
Sekarang yang menjadi Pertanyaan :
"Maukah Anda menjadi Sahabat TUHAN ??"
Hallelluyah !!
Puji TUHAN,,...
TUHAN YESUS Memberkati,,...
[Diposting Oleh : Sdri. Tirsa Torondek]
Nats : Matius 5:13-16
Dunia kini mengalami berbagai macam kegiatan yang membuat setiap
penghuninya mengalami kesibukan. Kesibukan yang dialami oleh setiap
manusia di belahan dunia adalah kesibukan yang membawa mereka kepada
suatu upaya pencapaian tujuan tertentu baik di dalam memenuhi kebutuhan
utama bagi hidup mereka, maupun jenjang karier yang ingin diraih oleh
setiap manusia. Bisa pula untuk mencapai kekayaan dan kekuasaan tertentu
yang mampu membawa manusia kepada ketenaran dan penghargaan dari dunia.
Banyak juga manusia yang mengorbankan segala sesuatu untuk mencapai
kepopuleran, sehingga tujuan hidup semakin tidak jelas. Bagaimana dengan
setiap kita sebagai manusia yang hidup dan tinggal di dalam dunia? Apa
tujuan kita hidup di dalam dunia ini sebagai orang Kristen?
Dalam firman Tuhan, Yesus mengajarkan tentang menjadi terang dan garam
bagi dunia. Beberapa orang Kristen belum memahami garam dan terang
tersebut. Apakah kita sendiripun sudah mengerti makna yang sesungguhnya
menjadi garam dan terang dunia? Sebenarnya tujuan hidup orang yang
percaya kepada Tuhan adalah menjadi garam dan terang dunia.
Menjadi Garam dunia berarti menjadi seorang Kristen yang mampu memberi
rasa di dalam kehidupan manusia yang khususnya belum percaya kepada
Tuhan. Contohnya:menjadi pendamai di tengah pertengkaran. Menjadi terang
dunia berarti menjadi seorang Kristen yang mampu menyinari kegelapan
yang terjadi di dalam dunia. Contohnya: tidak mengikuti pergaulan dunia
yang buruk. Apakah hanya sampai di situ saja makna garam dan terang
dunia? Ternyata tidak. Ternyata menjadi garam dan terang dunia
membutuhkan komitmen diri yang berupa:
1. Pengendalian diri
Pengendalian diri berarti memelihara serta menjaga diri agar tidak
terbawa oleh arus zaman yang kacau. Zaman ini kebenaran firman Tuhan
menjadi salah satu pilihan dan bukan menjadi hal yang mutlak dimiliki
semua manusia. Akibatnya banyak isi firman Tuhan yang diselewengkan atau
dipergunakan untuk kepentingan yang tidak baik. Di dalam memelihara dan
menjaga diri agar tidak terbawa arus zaman, maka perlu dari awal
memulai diri untuk memelihara dan menjaga firman di dalam kehidupan
pribadi. Bagaimana bisa memelihara dan menjaga diri namun tidak
memelihara dan menjaga firman itu terlebih dahulu. Oleh sebab itu di
zaman ini banyak orang Kristen salah menanggapi firman Tuhan ataupun
tidak bertumbuh dalam kerohanian. Tidak ada gunanya memperdebatkan isi
alkitab jika tidak mengalami pertumbuhan iman sama seperti garam yang
tidak asin lagi pasti akan dibuang sebab tidak ada lagi gunanya atau
seperti lilin yang sudah habis dan tidak bisa digunakan lagi sebagai
penerang. Andaikan kita sibuk dengan kegiatan dunia tanpa melihat dan
mempertahankan kebenaran (segala macam cara halal demi mencapai
kebutuhan hidup kita atau kehendak kita) maka kita tidak mampu
mengendalikan diri. Tuhan ingin agar pengendalian diri itu nyata di
dalam kehidupan rohani orang Kristen. Bukan hanya saat di gereja, namun
juga saat berada di rumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat, di
mall.
2. Penyangkalan diri
Penyangkalan diri berarti
berani menyangkal yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
Penyangkalan diri memang tidaklah mudah dilakukan sebab akan banyak
rintangan dan penolakan dari kehidupan dunia yang penuh dengan kompromi.
Penyangkalan diri berarti menolak kompromi sama seperti garam yang
tidak akan pernah manis rasanya dan terang tidak akan pernah berubah
kegunaannya. Andaikan kita sibuk dengan kegiatan dunia sehingga
berkompromi dengan dosa, maka kita tidak lagi menjadi garam dan terang
dunia. Ingatlah bahwa menyangkal diri tidak dipengaruhi oleh apapun
termasuk oleh kesibukan kita di dalam mencapai tujuan hidup kita ataupun
dalam memenuhi kebutuhan utama kita untuk melangsungkan kehidupan kita.
Ingatlah Tuhan ingin kita mampu menyangkal diri dari kehidupan dunia
yang salah, sebab kitalah garam dan terang dunia.
Aplikasi:
marilah kita menjadi orang Kristen yang dapat mengasinkan dunia dan
menjadi terang bagi dunia yang gelap. Kesibukan kita di dalam dunia
tidak bisa membuat kita merasa lelah dan berkompromi maupun tidak peduli
dengan kebenaran firman Tuhan. Sebab firman Tuhan akan tetap ada
disegala keadaan dan segala tempat...
[Diposting Oleh : Joe Edward Karamoy]
Seorang Pemenang tidak akan merasa takut dalam menghadapi sesuatu,,..
Seorang Pemenang tidak akan pernah merasa kesulitan mengatasi Pergumulan yang ada,,..
Karenaa,,...
Jika ALLAH dipihak kita,, Siapakah Lawan Kita ??
Tidak Ada..
DIAlah yang menjadikan kita Lebih dari PEMENANG,,...
TUHAN Memberkati setiap orang yang tidak melihat namun Percaya kepada TUHAN,,..
- Salam GF -